ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Tangis Triwiyati (52) pecah melihat sejumlah prajurit menggotong peti berisi jenazah putranya. Prajurit Kepala Yudha Prihartanto pulang ke rumah dalam keadaan tak bernyawa.
Anggota pasukan elite Korps Pasukan Khas TNI AU ini bukan gugur di medan laga. Dia tewas di barak Batalyon Komando 464 Malang. Ada luka penganiayaan dan luka tusuk di lehernya.
Di mata keluarga, Yudha dikenal sebagai anak yang baik. Hal itu yang ditangkap sejumlah media lokal di Kebumen mewawancarai keluarga tamtama ini di Desa Pesuruhan, Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Yudha pula yang jadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya, meninggal dunia. Dia mengikuti jejak ayahnya menjadi prajurit Angkatan Udara.
"Yudha yang membiayai adik-adiknya," isak Triwiyati.
Kepala Staf TNI AU Marsekal Hadi Tjahjanto mengucapkan duka cita mendalam untuk keluarga Praka Yudha. Dia memerintahkan Komandan Polisi Militer menyelidiki kasus ini sampai tuntas. Pelaku yang bersalah, harus dihukum sesuai undang-undang.
Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Abdulrachman Saleh Malang, Marsma TNI AU Julexi Tambayong mengaku mendapat informasi dari rumah sakit soal tewasnya Praka Yudha. Dia menyebut Yudha tewas karena pendarahan hebat di lehernya, Kamis (11/5) kemarin.
Namun apa penyebabnya, Marsma Julexi menyebut masih dalam penyidikan polisi militer. Dia tak berwenang menyebut hal itu karena secara garis komando, Batalyon Komando 464/Nanggala bukan berada di bawah kendalinya. Walau lokasi markas Yonko itu ada di dalam Lanud Abdulrachman Saleh.
Yonko Paskhas adalah pasukan elite di tubuh TNI AU. Pasukan baret jingga ini berkualifikasi penerjun dan komando. Setara Kopassus atau Raider jika di TNI AD.
Misi-misi yang diembannya antara lain pertahanan pangkalan udara, operasi penerjunan, pengendalian tempur, hingga SAR tempur dan penyerangan amfibi. Walau berada di tubuh TNI AU, anggota Paskhas memiliki kemampuat bertempur di tiga matra, darat, laut dan udara.
Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya menyampaikan hasil temuan sementara penyelidikan polisi militer TNI AU. Dia menyebut dugaan awal, Yudha tewas bunuh diri karena stres. Bukan karena dianiaya seperti kabar yang beredar.
TNI AU menyebut awalnya, tiga orang perwira remaja Paskhas. Letnan Satu MP, Letnan Dua AJ dan Letnan Dua IH, mendapat perintah dari atasannya Kapten Pas NP selaku Pjs Pasiops untuk membina Praka Yudha yang sedang ada masalah utang piutang.
Setiap ditanya oleh ketiga perwira untuk apa penggunaan uang tersebut, Yudha menjawab selalu berbelit-berbelit. Maka ketiganya menindak Yudha. Kata menindak di kalangan militer sinonim dengan memberi hukuman.
Yudha dikunci di sebuah barak. Dia sempat mencoba kabur melalui kaca nako yang ada di kamar. Namun tertangkap dan ditahan kembali. Saat itulah Yudha kabarnya berlari mengambil pisau komando dan menancapkannya ke lehernya sendiri.
Letda AJ langsung berteriak meminta pertolongan. Dibantu dua perwira muda lainnya, dia membawa Praka Yudha ke RSAU Lanud Abdulrachmann Saleh. Namun nyawa Yudha tak bisa diselamatkan.
Polisi militer masih melakukan pemeriksaan di lingkungan Ksatriaan Yonko 464. Sejumlah perwira, bintara dan tamtama masih diperiksa.
Komandan Korps Paskhas Marsekal Muda Theodorus Seto Purnomo juga sudah berada di lokasi untuk mengusut kasus ini.
"Saat ini Komandan Korpaskhas sudah berada di lokasi untuk melihat dan mendengar secara langsung dari anak buahnya yang terlibat pembinaan tersebut, serta tidak menginginkan terkesan untuk ditutupi kejadian yang sebenarnya," kata TNI AU.
[ian]
Sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/misteri-kematian-anggota-pasukan-elite-tni-au-di-barak-yonko-464.html
0 Response to "Misteri kematian anggota pasukan elite TNI AU di barak Yonko 464"
Post a Comment